
Dalam dunia bisnis, pengembangan software sering dianggap hanya sebatas biaya awal pembuatan. Banyak perusahaan menyiapkan anggaran untuk development, lalu berharap proyek selesai tanpa beban tambahan. Padahal kenyataannya, biaya pengembangan software tidak berhenti di tahap implementasi. Ada banyak komponen lain yang memengaruhi biaya jangka panjang.
Konsep yang menjawab hal ini dikenal dengan istilah TCO (Total Cost of Ownership). TCO dalam pengembangan software adalah perhitungan total biaya yang harus dikeluarkan sebuah perusahaan untuk memiliki, menggunakan, dan memelihara sebuah sistem selama siklus hidupnya. Dengan kata lain, TCO membantu perusahaan melihat gambaran utuh, bukan sekadar biaya awal coding.
Mengabaikan TCO bisa berakibat fatal. Banyak perusahaan yang kaget ketika biaya server melonjak, lisensi pihak ketiga diperpanjang, atau maintenance memakan anggaran besar. Oleh karena itu, memahami TCO sangat penting sebelum memutuskan investasi software.
BACA JUGA : Hidden Cost dalam Pengembangan Software dan Aplikasi Mobile
Artikel ini akan membahas secara menyeluruh apa itu TCO, komponennya, contoh perhitungannya, hingga bagaimana Layana.ID membantu perusahaan memetakan TCO agar tidak “kaget di tengah jalan.”
Apa Itu TCO (Total Cost of Ownership) dalam Pengembangan Software?
Total Cost of Ownership (TCO) adalah perhitungan menyeluruh mengenai semua biaya yang terkait dengan penggunaan sebuah software, mulai dari fase awal pembangunan hingga pemeliharaan jangka panjang.
Komponen TCO meliputi:
- CapEx (Capital Expenditure): biaya awal pembuatan, pembelian lisensi, infrastruktur.
- OpEx (Operational Expenditure): biaya operasional harian, hosting, support, upgrade, dan training.
Dengan menghitung TCO, perusahaan bisa mengestimasi biaya riil dari software dalam jangka panjang, bukan hanya di awal proyek.
Komponen TCO dalam Pengembangan Software
1. Biaya Pengembangan Awal
- Analisis kebutuhan & desain sistem
- Pengembangan software (web, mobile, backend)
- UI/UX design
- Testing & QA
- Project management
2. Infrastruktur & Hosting
- Server cloud (AWS, GCP, Azure, Niagahoster, dll.)
- Database & storage
- CDN & load balancer
- Biaya keamanan (SSL, firewall, monitoring)
3. Lisensi Pihak Ketiga
- Framework atau plugin berbayar
- API eksternal (payment gateway, shipping, AI tools)
- Lisensi software tambahan (BI tools, database premium)
4. Maintenance & Support
- Bug fixing
- Update fitur sesuai kebutuhan baru
- Upgrade kompatibilitas OS atau browser
- Tim support untuk user
5. Training & Change Management
- Pelatihan user & admin
- Dokumentasi & modul panduan
- Biaya implementasi perubahan budaya kerja
6. Biaya Tidak Terduga
- Skalabilitas server akibat user bertambah
- Integrasi dengan sistem baru
- Compliance & regulasi baru (misalnya GDPR, ISO)
Contoh Perhitungan TCO
Misalkan sebuah perusahaan membuat aplikasi ERP internal.
- Biaya pengembangan awal: Rp 500 juta
- Infrastruktur & hosting: Rp 15 juta/bulan → Rp 180 juta/tahun
- Lisensi API (payment, email, SMS): Rp 50 juta/tahun
- Maintenance & support: Rp 100 juta/tahun
- Training & upgrade: Rp 70 juta di tahun pertama
Total TCO dalam 3 tahun:
500 juta + (180 + 50 + 100) x 3 + 70 = Rp 1,610 miliar
Padahal jika hanya melihat biaya awal, perusahaan mengira cukup Rp 500 juta. Inilah pentingnya perhitungan TCO.
Mengapa TCO Penting bagi Perusahaan?
- Perencanaan Anggaran Lebih Realistis
Manajemen tahu total biaya yang harus dipersiapkan, bukan hanya biaya awal. - Mencegah Overbudget
Perusahaan tidak kaget ketika ada biaya tahunan tambahan. - Meningkatkan ROI
Dengan tahu TCO, perusahaan bisa menghitung apakah software benar-benar menguntungkan. - Pengambilan Keputusan Lebih Tepat
Manajemen bisa membandingkan opsi: bikin software kustom atau pakai SaaS?
SaaS vs Custom Software: Dampak TCO
- SaaS (Software as a Service):
Biaya awal rendah, tapi biaya berulang bisa menumpuk. Cocok untuk perusahaan kecil-menengah. - Custom Software:
Biaya awal lebih besar, tapi dalam jangka panjang bisa lebih hemat karena tidak tergantung vendor. Cocok untuk perusahaan besar atau yang butuh fleksibilitas tinggi.
Bagaimana Layana.ID Membantu Memetakan TCO
Layana.ID mendampingi klien bukan hanya di tahap pengembangan, tetapi juga dalam perencanaan biaya jangka panjang. Layanan kami mencakup:
- Konsultasi awal untuk memetakan TCO secara rinci
- Estimasi biaya development & maintenance realistis
- Rencana skalabilitas (growth projection)
- Simulasi skenario best-case & worst-case
Dengan pendekatan ini, perusahaan bisa menghindari risiko biaya tersembunyi yang membebani di kemudian hari.
Goals dari TCO dalam Pengembangan Software
Menghitung Total Cost of Ownership (TCO) bukan sekadar mencatat biaya. Ada beberapa tujuan strategis dari konsep ini:
- Membuat Perencanaan Anggaran yang Realistis
Manajemen bisa melihat kebutuhan biaya tahunan dan jangka panjang secara transparan. - Mencegah Risiko Overbudget
Dengan TCO, perusahaan tidak kaget ketika muncul biaya tambahan seperti server naik atau lisensi bertambah. - Menghitung ROI dengan Presisi
Dengan mengetahui total biaya, perusahaan bisa membandingkan return yang dihasilkan software. - Membantu Pengambilan Keputusan
Apakah lebih baik membuat software custom atau berlangganan SaaS? TCO jadi dasar perbandingan. - Meningkatkan Efisiensi Operasional
Dengan perencanaan TCO yang baik, tim IT dan bisnis bisa mengalokasikan sumber daya lebih efektif.
Matriks TCO dalam Pengembangan Software
Untuk mempermudah perhitungan, TCO bisa dituangkan dalam bentuk matriks. Matriks ini mengelompokkan biaya berdasarkan kategori (CapEx vs OpEx) serta jangka waktu.
| Kategori Biaya | Tahun 1 | Tahun 2 | Tahun 3 | Total 3 Tahun |
|---|---|---|---|---|
| CapEx | ||||
| Development (build) | Rp 500 juta | Rp 0 | Rp 0 | Rp 500 juta |
| Infrastruktur awal | Rp 50 juta | Rp 10 juta | Rp 10 juta | Rp 70 juta |
| OpEx | ||||
| Hosting & server | Rp 15 juta/bln → Rp 180 juta | Rp 180 juta | Rp 180 juta | Rp 540 juta |
| Lisensi API & tools | Rp 50 juta | Rp 50 juta | Rp 50 juta | Rp 150 juta |
| Maintenance & support | Rp 100 juta | Rp 100 juta | Rp 100 juta | Rp 300 juta |
| Training & upgrade | Rp 70 juta | Rp 20 juta | Rp 20 juta | Rp 110 juta |
| TOTAL TCO | Rp 950 juta | Rp 360 juta | Rp 360 juta | Rp 1,670 Miliar |
📌 Dari matriks ini terlihat jelas bahwa biaya awal (development) hanya sekitar 30% dari total TCO. Sisanya datang dari operasional, lisensi, dan maintenance.
Case Study: Implementasi ERP Trading dengan TCO
Sebuah perusahaan distribusi bahan bangunan di Surabaya memutuskan untuk membangun ERP Trading custom dengan Layana.ID.
Ekspektasi Awal Klien
- Biaya pengembangan Rp 600 juta.
- Perusahaan mengira itu adalah total biaya, tanpa menghitung faktor lain.
Realita Setelah Perhitungan TCO
- Development: Rp 600 juta (CapEx)
- Hosting cloud: Rp 18 juta/bln (Rp 216 juta/tahun)
- Lisensi API logistik & payment: Rp 60 juta/tahun
- Maintenance & update: Rp 120 juta/tahun
- Training user 50 staf: Rp 80 juta di tahun pertama
📊 TCO 3 Tahun = Rp 2,012 miliar
Hasil Setelah 1 Tahun Implementasi
- Efisiensi operasional meningkat 35%
- Kesalahan input stok turun hingga 80%
- Laporan keuangan real-time mempercepat pengambilan keputusan
- ROI tercapai di bulan ke-18 karena penghematan biaya manual & percepatan cashflow
➡️ Dari studi kasus ini, perusahaan belajar bahwa menghitung TCO sejak awal bisa menghindarkan mereka dari salah perhitungan anggaran, sekaligus memastikan software benar-benar memberikan keuntungan.
Kesimpulan
TCO dalam pengembangan software adalah kunci agar perusahaan bisa membuat keputusan investasi yang bijak. Dengan menghitung semua komponen biaya mulai dari pengembangan, hosting, lisensi, maintenance, hingga training perusahaan bisa merencanakan anggaran secara realistis, menghindari kejutan, dan memastikan ROI tetap positif.
Jika Anda berencana membangun software baru, pastikan TCO menjadi pertimbangan utama dalam perhitungan bisnis.
Hubungi Kami
📌 Website: https://layana.id
📱 WhatsApp: 6281804251557
📄 Company Profile: Download PDF
Ikuti kami untuk insight lainnya:
- Instagram: @layana.id_
- LinkedIn: Layana ID
- YouTube: Layana ID
