
Transformasi digital di sektor pemerintahan kini menjadi kebutuhan mendesak, bukan lagi sekadar inovasi tambahan. Pemerintah Daerah Nusantara Raya menjadi contoh nyata bagaimana perubahan terencana dan terintegrasi dapat mengubah cara kerja birokrasi, meningkatkan efisiensi operasional, dan memberikan layanan publik yang lebih memuaskan. Studi kasus ini mengulas langkah-langkah yang diambil, tantangan yang dihadapi, dan hasil yang diraih—dengan pelajaran berharga yang relevan bagi instansi lain maupun bisnis multi-divisi.
Baca juga : Proyek Digital Pemerintah: 5 Kesalahan Umum dan Cara Menghindarinya
Latar Belakang
Sebelum 2023, Pemerintah Daerah Nusantara Raya mengelola lebih dari 18 aplikasi berbeda untuk layanan publik dan administrasi internal. Aplikasi ini mencakup e-cuti, absensi, pengelolaan aset, aduan masyarakat, dan pengadaan barang/jasa—namun semuanya berdiri sendiri tanpa integrasi.
Akibatnya:
- Data pegawai tersebar di enam sistem berbeda
- Rekonsiliasi laporan anggaran memakan waktu hingga dua minggu
- Masyarakat harus mengunduh lima aplikasi atau lebih untuk mengakses layanan
Tantangan Utama
- Fragmentasi Data: Tidak ada single source of truth, membuat analisis dan pengambilan keputusan lambat.
- Beban Administrasi: Pegawai menghabiskan hingga 40% waktu kerja untuk entri data berulang.
- Kepuasan Publik Rendah: Survei 2022 mencatat hanya 46% warga puas dengan layanan digital.
- Ketergantungan pada Vendor: Hampir semua aplikasi dikelola pihak ketiga tanpa transfer pengetahuan.
Solusi yang Diterapkan
Awal 2023, Pemda Nusantara Raya meluncurkan platform digital terintegrasi berbasis modul untuk menyatukan seluruh layanan.
Langkah strategis:
- Audit Sistem & Data untuk memetakan aplikasi dan database eksisting
- Pemilihan Modul Prioritas seperti kepegawaian, pengelolaan aset, dan aduan publik
- Integrasi Bertahap dengan dashboard pusat yang dapat diakses lintas divisi
- Pembentukan Tim Digital Internal berisi 12 staf yang dilatih intensif
- Sosialisasi & Pelatihan untuk 3.500 pegawai demi mempercepat adaptasi
Hasil dan Dampak Nyata
Setelah 12 bulan implementasi:
- Rekonsiliasi Anggaran: Turun dari 14 hari menjadi 3 hari
- Pengajuan SK Pegawai: Lebih cepat 68%
- Kepuasan Publik: Meningkat dari 46% menjadi 81%
- Efisiensi Biaya: Hemat Rp3,2 miliar per tahun dari pengurangan lisensi dan maintenance aplikasi terpisah
Pelajaran yang Bisa Dipetik
- Mulai dari Modul Prioritas dengan dampak operasional terbesar
- Libatkan Pengguna Sejak Awal agar sistem relevan dan mudah diadopsi
- Bangun Tim Internal untuk mengurangi ketergantungan vendor
- Ukur Dampak Secara Berkala dengan KPI yang terukur
Kesimpulan
Transformasi digital Nusantara Raya membuktikan bahwa sistem terintegrasi mempercepat proses, menghemat biaya, dan meningkatkan kepuasan publik. Prinsip ini relevan tidak hanya untuk sektor pemerintahan, tetapi juga untuk bisnis multi-divisi yang ingin menyatukan data dan proses dalam satu ekosistem.
🚀 Ingin mengoptimalkan efisiensi layanan dan mengurangi biaya operasional melalui digitalisasi terintegrasi?
Silakan hubungi langsung:
📱 Zar +62 882-1664-5710
