Press ESC to close

Hidden Cost dalam Pengembangan Software dan Aplikasi Mobile

Banyak perusahaan bersemangat ketika memulai proyek pengembangan software. Proposal diajukan, estimasi biaya dihitung, dan tim mulai bekerja. Namun, pada kenyataannya, tidak sedikit perusahaan yang terkejut ketika biaya proyek membengkak di luar anggaran awal. Hidden cost dalam pengembangan software sering menjadi penyebabnya.

Faktanya, biaya pengembangan software tidak hanya terbatas pada pembuatan aplikasi di tahap awal. Ada banyak faktor lain yang sering terlewat dalam perencanaan. Mulai dari biaya maintenance, upgrade server, lisensi pihak ketiga, hingga biaya compliance dan bug fixing. Semua ini bisa berdampak besar terhadap total biaya kepemilikan (Total Cost of Ownership).

Perusahaan yang tidak memetakan hidden cost sejak awal sering kali terjebak dalam siklus biaya tambahan yang tidak terduga. Akibatnya, manajemen keuangan terganggu dan ekspektasi ROI menjadi tidak realistis.


Jenis-Jenis Hidden Cost dalam Pengembangan Software

1. Biaya Maintenance

Setelah software selesai dibuat, proses pemeliharaan menjadi komponen wajib. Maintenance mencakup update rutin, perbaikan bug kecil, optimasi performa, dan penyesuaian terhadap perubahan teknologi. Biaya ini sering tidak dihitung di awal, padahal bisa mencapai 15–25% dari biaya pengembangan tahunan.

2. Upgrade Server dan Infrastruktur

Seiring bertambahnya pengguna, kapasitas server dan infrastruktur harus ditingkatkan. Upgrade server (baik on-premise maupun cloud) memerlukan biaya tambahan. Jika tidak direncanakan, biaya ini bisa tiba-tiba melonjak saat load pengguna meningkat.

3. Lisensi Pihak Ketiga

Banyak software modern mengintegrasikan layanan pihak ketiga seperti API pembayaran, modul keamanan, layanan email, hingga SDK analytics. Lisensi pihak ketiga ini biasanya dikenakan biaya berulang per bulan atau per tahun.

4. Biaya Compliance dan Keamanan

Bagi perusahaan di sektor tertentu seperti perbankan, kesehatan, atau e-commerce, compliance menjadi kewajiban. Sertifikasi keamanan data, audit sistem, dan regulasi privasi (misalnya GDPR atau PDP Indonesia) membawa biaya tambahan yang tidak kecil.

5. Bug Fixing dan Technical Debt

Setiap software pasti memiliki bug. Biaya untuk bug fixing, testing tambahan, dan mengatasi technical debt sering kali muncul di luar jadwal awal. Jika tidak diperhitungkan, biaya ini bisa mengganggu arus kas.


Bagaimana Layana Membantu Memetakan Hidden Cost

Layana.ID memahami bahwa hidden cost dapat menghambat kelancaran proyek jika tidak dikelola sejak awal. Oleh karena itu, setiap penawaran dan proposal yang kami buat mencakup:

  • Estimasi Total Cost of Ownership (TCO): Perhitungan biaya pengembangan, maintenance, dan biaya berulang untuk 3–5 tahun.
  • Rencana Skalabilitas Server: Perhitungan kebutuhan upgrade infrastruktur sesuai proyeksi pengguna.
  • Perencanaan Lisensi Pihak Ketiga: Daftar API, modul, dan layanan berbayar yang digunakan beserta estimasi biaya tahunannya.
  • Roadmap Maintenance dan Support: Jadwal update, bug fixing, dan evaluasi performa berkala.
  • Rencana Compliance: Estimasi biaya audit keamanan, sertifikasi, dan penyesuaian terhadap regulasi.

Dengan pendekatan ini, klien tidak hanya mendapatkan software, tetapi juga pemahaman yang jelas mengenai biaya jangka panjang.


Biaya yang Tidak Hidden

Selain hidden cost, ada juga biaya utama yang biasanya sudah jelas di awal proyek pengembangan software. Biaya ini umumnya tercantum di proposal atau kontrak dan menjadi patokan awal perusahaan.

Beberapa biaya non-hidden meliputi:

  • Biaya Pengembangan Awal (Development Cost)
    Termasuk desain UI/UX, coding, testing, dan deployment awal.
  • Biaya Project Management
    Termasuk koordinasi tim, komunikasi rutin, dan pengelolaan milestone.
  • Biaya Dokumentasi dan Training
    Dokumentasi teknis, manual penggunaan, dan sesi pelatihan tim internal.
  • Biaya Implementasi
    Instalasi sistem, konfigurasi awal, dan setup environment produksi.

Biasanya, total biaya non-hidden ini mencakup 70–80% dari nilai kontrak awal. Namun, jika tidak disertai rencana untuk hidden cost, biaya keseluruhan bisa meningkat jauh di luar ekspektasi.

Kesimpulan

Hidden cost dalam pengembangan software adalah kenyataan yang tidak boleh diabaikan. Dengan memahami biaya-biaya tersembunyi seperti maintenance, upgrade server, lisensi pihak ketiga, compliance, dan bug fixing, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih realistis.

Layana.ID membantu memetakan semua komponen biaya ini sejak tahap perencanaan. Dengan demikian, perusahaan tidak akan kaget di tengah jalan dan dapat menjaga arus kas tetap stabil sambil memaksimalkan nilai investasi software.


Hubungi Kami

📌 Website: https://layana.id
📱 WhatsApp: 6281804251557
📄 Company Profile: Download PDF

Ikuti kami untuk insight lainnya: